Rabu, 18 April 2012
Jumat, 13 April 2012
Pemain sepak Bola dengan Senyum Termanis
Ini nih 10 pemain sepak bola dunia yang punya senyum maut (versi Dedytha). Dijamin cewek-cewek bakal meleleh melihat senyum mereka yang penuh pesona. Langsung aja, cekidott !!!
- Posisi 10 => Roque Santa Cruz (Paraguay, Real Betis)
Pria yang tingginya nyaris 190 cm ini, memiliki senyum yang fantastic dengan susunan gigi yang rapi.
- Posisi 9 => Alessandro del Piero (Italy, Juventus)
Ada yang rela berpaling dari senyumnya ? Nggak ada.
- Posisi 7 => Aleandro Rosi (Italy, AS Roma)
Lihat dulu deh, senyuman cowok kelahiran 17 Mei 1987 ini... (left, blue)
- Posisi 6 => Kaka (Brazil, Real Madrid)
Siapa sih yang nggak kenal Kaka ?
- Posisi 5 => Theo Walcott (Inggris ,Arsenal)
Lelaki eksotik ini memiliki senyuman yang wawww....
- Posisi 4 => Robin van Persie (Belanda, Arsenal)
Cukup satu kata : MEMPESONA
- Posisi 3 => Fernando Gago (Argentina, AS Roma)
Manis ya.....
- Posisi 2 => Dimitar Berbatov (Bulgaria, Manchester United)
Selain bermata tajam, Berba juga punya senyum yahuud...
- Posisi 1 => Lukas Podolski (Jerman, FC Koln)
Ini bener-bener aw aw aw (sampai bingung bikin kata-kata), hmm..
Selasa, 03 April 2012
ABCD
Ketika otakku mulai bermemori
Kumencari alam sekitarku
Atas kulihat bintang
Bawah kupandang tanah
Tak jauh waktuku
Awal kutatap dunia baru
Mudah kumengerti itu
Dunia yang menerbangkanku
Jadi anak terpadu
Dalam cerita formal
Kumengenal ABCD
Empat pemula dari dua puluh enam
Ribuan detik berlalu
Kata dan kalimat muncul di hidupku
1234 adalah unsur ke dua
Variasi 1234 begitu banyak
Langka untuk manusia
Ingat semua
Namun, di sisi lain
Api yang berkobar dalam hati
Terus menuliskan
"Aku pasti bisa"
Terus melukiskan
"Cerahnya masa depan"
Edukasi harus berjalan
Demi masa mendatang
Bukan Trigonometri
Aku punya satu hati
Mengertikah engkau
Sudah tak bisa tercacah lagi
Apabila terbagi
Sama saja memutilasi
Hati ini sederhana
Berisi darah yang tiap tetesnya adalah namamu
Bermassa 100 gram yang mampu takhlukanmu
Berwarna merah yang berani atasi kamu
Setiap manusia
Punya sebuah cerita
Dalam otak internal
Terselip sebuah nama
Sama sepertiku
Meski tak seindah lagu
Tak sekuat serdadu
Hanya sebatas kalbu
Namun bukan cinta yang kaku
Disetiap sudut kukagumimu
180 derajat putaran matamu
Memaksaku terpaku
Cintaku sederhana
Bukan rumus aljabar
Yang perlu menjabarkan rayuan
Satu per satu untuk terlontar
Bukan pula trigonometri
Sin : Sesaat INdahnya
Cos : untuk KAU Sakiti
Tan : TANpa perasaan
Ini adalah geometri
Tersusun dari titik kejujuran
Terwujud garis ketulusan
Sempurna menjadi bangun perasaan
Di setiap sudutnya
Tergores derajat cinta
Sudut-sudut cinta
1 derajat bermakna
360 derajat sempurna
Tahan badai
Tahan hujan
Tanpa air mata
Tiada main hati
Sedikit main mata
Mata Dollar Seorang Remaja
Meski tak di selimuti kabut, tapi tersemat kekuatan yang sering disebut-sebut.
Hari ini cerah, tak hujan seperti biasanya, seorang gadis remaja duduk di samping ibundanya yang sedang menonton tivi. Kebetulan acara tivi itu menyajikan peluang bisnis dari seseorang yang bukan apa-apa menjadi jutawan.
Melati sangat tertarik akan hal itu... Hingga ia berkata bada ibunya. . .
"Bu, melati pengin berbisnis"
"Udah, kamu sekolah dulu yang bener"
"Tapi aku punya modal secara keahlian kan ?"
"Ya, kamu memang pintar dalam berbagai hal"
"Kan rugi kalo nggak dimanfaatin"
"Kamu itu konsentrasi aja ke sekolah, nggak usah mikir uang dulu. Nanti kalo udah kuliah kamu kan bisa nyambi cari uang"
"Hmm"
"Hmm"
"Kalo masalah uang kamu minta berapa to ? Apa kurang uang jajanmu ?"
"Udah cukup kok"
"Lha terus ?"
"Aku cuma pengen punya pemasukan sendiri. Siapa tau bisa punya mobil mewah, rumah yang lebih gedhe dari ini"
"Halah, itu urusan nanti"
Melati bukan terlahir di keluarga kekurangan.
Orang tuanya cukup terpandang. Bahkan rumahnya cukup luas dan megah serta terparkir mobil yang mulus-mulus di garasinya.
Sebenarnya Melati tidak pernah protes tentang rumahnya,
tetapi ia selalu memikirkan rumah megah yang lebih dari itu..
Ayahnya memiliki pengetahuan bisnis yang luar biasa, buku-buku tentang bisnis memenuhi isi rak buku ayah Melati.
Mungkin obsesi Melati berasal dari ayahnya, yang selalu ditentang ibunya apabila ingin berbisnis dengan alasan yang ada-ada saja.
Tabungan ayah melati memang lebih dari cukup, tetapi ibu melati menganggap bahwa ayah Melati tak tahu arti bersyukur..
Melati pernah mendengar cerita dari neneknya, bahwa ketika ayahnya masih kuliah ia selalu mendapat beasiswa.
Melati terdiam sejenak dan berpikir,
"Apakah itu yang membuat ayah sukses sampai seperti ini ? Dulu ia sangat mementingkan pendidikannya, hingga beasiswa selalu jatuh ketangannya. Tetapi bagaimana denganku... Prestasi akademis sekolah pas-pas-an, padahal IQku di atas rata-rata. Terkadang aku depresi karena sekolahku. Satu keinginanku saat ini, aku ingin bebas !!! Namun aku takut mengecewakan mereka, karena mereka berharap banyak padaku. Tetapi, bisakah aku ? Apa karna aku malas belajar ? Apa karena aku terlalu memikirkan uang uang dan uang ?"
Ayah, Ibu... Maafkan melati. Tapi suatu saat nanti Melati akan menjadi orang yang sukses dan tidak akan mengecewakan kalian seperti sekarang
PELANTIKAN KIR
PELANTIKAN
KIR DIMENSI SMA NEGERI 1 WONOGIRI. 21-22 Januari 2012. Posisiku dalam peristiwa
ini menjadi seksi dokumentasi yang seksi sekali + pengatur kegiatan caraka
malam siang. O ya, namaku DEDYTHA. Cewek bermuka Japanese semi Javanese.
Langsung aja ke TeKaPe !
Alkisah pelantikan KIR kali ini,
banyak tragedi eksentrik yang patut dan layak untuk dirasani...
v Kaos
Kaki
Lathifah
si ketua pelaksana bilang, “Semua senior masuk barisan !”
Aku
langsung menuju ke dua orang junior di depanku. Lebih tepatnya aku di depan
barisan bukan masuk barisan. Dara Putri dan Beril, langsung aja aku periksa
kaos kaki mereka pakai penggaris pinjaman. Alhasil nggak ada yang pas 4,44 cm
dan 99,9 mm. Aku suruh maju aja mereka berdua biar dapet konsekuensi. Setelah
itu, aku lupa ada satu orang lagi yang aku ukur kaos kakinya apa nggak. Yang jelas
yang sekiranya salah langsung aku tunjuk.
“Kamu
salah. Kamu salah. Salah. Salah. Salah.”
Maklum,
aku udah males ngukur, hehee.
v Makan
Malam
Malam
yang indah. Tanpa badai, tanpa hujan. Aroma semerbak bunga kamboja tak tercium.
Setan ? Mana, mana, mana ? Kok nggak muncul ?
XII
IPA 1 menjadi tempat kami melepas kelaparan. Dinner romantis 64 orang J
Sebelumnya
kami foto-foto dulu. Pake camdig-nya Yosie or Dewi. Katanya Dedytha seksi
dokumentasi ? Betul. Tapi nggak punya camdig. Hape pun mati kehabisan batray.
Buat nampang di proposal aja.
Kami
menemukan beberapa orps. Menurut istilah astral, orps adalah awal kemunculan
makhluk halus. Banyak banget orpsnya. Yang paling gedhe ada di atasnya Mega dan
di jendela belakangnya Bona.
Awwrrr.....
v Caraka
Malam
Semilir
angin membelai tubuh. Angin malam yang merasuk pori-pori. Mata yang sipit
mungkin akan semakin sipit.
Sesuatu
yang tidak terlalu ekstrim. Terkesan menyenangkan dengan sedikit komedi horor.
Hal yang ditunggu-tunggu yaitu caraka malam.
Baru
aja junior membentuk barisan sesuai kelopoknya. Brukkhh.... Rena !!!
Ya
sudah, caraka malam di ikuti 31 junior.
Aku
memperingatkan pada mereka semua, “Mangkat 31, mulih 31. Ora kena kurang, ora
kena nambah”.
Maklum,
aku yang paling wajib bertanggung jawab atas kegiatan caraka. Kalau ada yang
kurang akan menjadi tanggungan bersama, repot kan ? Kalau nambah, itu
artinya.......................
v Tak
Seorangpun Benar
Pemeriksaan
barang pe-er apa ya ? Lupa.
Singkat
cerita aja, entah semua junior atau nyaris semua junior maju untuk mendapatkan
konsekuensi.
Tapi
ada seorang junior yang masih berdiri tegak di tempat. Padahal kanan kiri depan
belakang udah nggak ada temennya. Langsung aja aku getak dia, dengan segala
emosi membara.
“Ngapain
kamu masih di sini !? Nggak liat temen-temennya pada maju dapet konsekuensi
!?”, wajah ganas.
“Udah
dapet konsekuensi, kak”, dengan wajah memelas.
Aku
menatap wujud si cewek imut berkerudung yang aku lupa namanya selama beberapa
detik, dengan mata tajam sejuta kemarahan.
(“Asem
i, tiwas nggetak malah bocah kae mau marai aku mlecek”, kataku dalam hati.)
v Tanda
Tangan
Nggak
ada yang lengkap, meski ada satu atau dua orang junior yang hampir lengkap,
kurang dua atau tiga senior saja. Pas pemeriksaan tanda tangan, habis-habisan
deh getakannya. Suaraku bisa dibilang nggetak level Internasional, SCREAM !!!
Senior
A : “Ini kenapa nggak lengkap ?”
Senior
B : “Kalian itu ngapain aja ? Nggak mau kenal sama senior ?”
Senior
C : “Senior nggak penting, kak”
Senior
D : “Mau kalian itu apa ?”
Senior
E, F, G, H, danseterusnya teriak-teriak nggak jelas juga karena tanda tangan.
Aku
nyari sasaran buat digetak secara acak, akhirnya Febrina yang diberi
kesempatan.
“Kenapa
cuma dapet segini ?”
“Kemarin
saya banyak ulangan, kak. Terus bla bla bla....”
“Lima
hari dek !? Masih aja banyak alasan !”
Aku
mengakhiri getakanku yang saat itu khusus untuk Febrina. Kemudian, aku nggetak
semua junior. Dengan suara ala screamo versi Dedytha.
“Lima
hari dek, untuk cari tanda tangan !”
Aku
berjalan ke belakang barisan. Saat itu aku berpapasan dengan Otniel. Dia
memberiku kode “empat hari”. Aku ketawa-ketawa sendiri di belakang barisan
junior. Merasa bersalah dan menganggap bukan pengalaman yang memalukan. Sebenarnya
dari percakapanku dengan Febrina, aku menyadari sebuah kesalahan kecil tentang
hari untuk tanda tangan. Tapi bagaimana pun juga, harus bersikap profesional.
Nggak mungkin kan bilang “Lima hari, dek !” terus ada ralat “Eh, empat hari”.
v Lukisan
Tragedi
konyol di kelompok 8. Beril membawa lukisan milik kelompoknya.
Dedytha : “Ini siapa yang nggambar ?”
Beril : “Kelompok”.
Waktu
bertanya, posisiku agak serong, jadi aku bisa melihat dengan jelas Bona yang
berdiri tepat di belakang Beril. Anehnya nih kelompok, Bona sama Beril nggak
kompak kata-katanya.
Bona : “Saya, kak”
Beril : “Kelompok, kak”
Nggak
usah aku tanya-tanya dan nggetak-nggetak lagi, nggak mungkin semua orang dalam
satu kelompok terjun langsung ngurusin satu lukisan. Aku mbatin aja, “Bona
terlalu jujur”.
Menurutku
yang paling penting, makna dalam sebuah lukisan yang dibawa setiap kelompok
diketahui oleh setiap anggotanya.
v Evaluasi
Di
lapangan basket. 32 junior dipaksa menutup mata mereka dengan kain tipis yang
dilipat berulang.
Suara
khas senior saat pelantikan menggema. Dahsyat ! Dan tidak merdu. Lagi-lagi
suara screamo ala Dedytha meluncur. Memenuhi seisi lokasi.
Dibalik
penderitaan junior, beberapa senior berfoto ria. Hahahasikk...
Aku
berpose di antara mereka.
Tiba
saatnya proses siraman. Semula aku kering. Kemudian agak basah karena
kecipratan. Dan sangat basah karena ulah Farrika dan seorang junior cowok kalo
nggak salah si Wahyu.
Karena
tanggal 21 sore dan 22 pagi aku nggak mandi (tapi tetap gosok gigi), lumayan
dapet kesempatan kesiram air. Dan itu udah sore lagi, jadi dapat disimpulkan
bahwa lebih dari 24 jam saya tidak mandi tapi tetap wangi. Ya aku siram diriku
sendiri aja.
Pakaian
yang aku kenakan saat itu basah semua. Alhasil aku pulang dengan baju berbeda +
kolor !
Minggu, 01 April 2012
Keluarga Tak Berencana
Di sebuah kota kecil yang penuh pegunungan, hidup sepasang suami istri. Usia mereka sudah tidak muda lagi. Sebut saja tua. Tetapi mereka tetap berbahagia tinggal di rumah sederhana mereka. Rumah bercat kuning dengan tiga tingkat serta seluas 700 m². Maklum, anak mereka sudah menikah dan tinggal bersama suaminya.
Setiap pagi Nenek Aulia selalu membuatkan secangkir teh hijau untuk Kakek Rozzaaq. Alasannya agar kakek Rozzaaq terlihat lebih muda dari usianya saat ini. Tetapi tidak untuk pagi ini. Nenek Aulia menangis sejadi-jadinya. Memandang tubuh Kakek Rozzaaq yang tergeletak di lantai. Tak ada satu goresan pun, namun tak cukup menenangkan hati nenek Aulia. Ketika mengetahui bahwa jantung suami tercintanya itu tak berdetak lagi.
Air matanya terjun ke pipinya, hingga membasahi tongkat yang terbujur kaku di samping Kakek Rozzaaq. Tongkat itu menjadi saksi bisu atas kematian misterius Kakek Rozzaaq. Pergi ke suatu alam yang kelak semua manusia akan ke sana. Nenek Aulia berjanji pada dirinya sendiri, tidak akan menikah lagi. Ia berniat akan menjaga kesucian cinta mereka. Karena selama bersama Kakek Rozzaaq, Nenek Aulia tak pernah merasa tersakiti.
Berbeda dengan Ardhi. Ia tertawa akan semua itu. Yang Ardhi pikirkan hanyalah warisan, warisan, dan warisan. Ardhi sudah memprediksi sebelumnya, bahwa perusahaan Rozzaaq tidak akan jatuh ke tangan Nenek Aulia, karena sudah terlalu tua untuk menjadi pengelola utama perusahaan. Tidak mungkin pula pada Dedytha,
Ketika Di Gotham City
Satu tahun lamanya tak bertemu kekasih hati. Terpisah ratusan kilometer, desis jam pasir, dan sekat-sekat alami maupun buatan. Ini gila, kontak lewat handphone saja jarang karena Batman terlalu sibuk dengan urusan bisnis dan misi penyelamatan kabupaten. Terakhir Batman online facebook maupun twitter itu dua bulan lalu. Padahal Inamora sering menulis di wall facebooknya “Hai sayang” tetapi tetap saja nihil jawaban.
BAni TarjiMAN, itu nama asli Batman. Tarjiman mengganti namanya menjadi Batman hanya ketika ia berubah menjadi superhero berjubah hitam, bertopeng sebatas bawah hidung, berlogo kelelawar. Tetapi ketika Tarjiman menjadi Tarjiman yang asli, ia adalah seorang pengusaha kaya raya, sangat kaya. Cabang-cabang perusahaannya ada di seluruh perjuru negeri, Tarjiman juga bermain saham dibeberapa hotel bintang tujuh. Tidak hanya itu, kekayaannya bisa dipakai 27 turunan !
Tetapi, memiliki kekasih seperti Batman membuat Inamora galau dan risau. Pasalnya, si Batman agak playboy. Dan itu membuat Inamora kadang nggak nggak nggak kuat, nggak nggak nggak kuat. Jelas saja, ia pernah memergoki Batman dinner berduaan bersama Shannon di sebuah hik. Sakiiiitt rasanya. Shannon merupakan mantan pacar Batman yang katanya jalinan cinta mereka cukup lama. Bukan itu saja ‘maru’ Inamora, masih banyak lagi. Seperti Dewi Kunthi si jagoan pewayangan, hingga si cantik Elina dari negeri Fairytophia.
Setiap kali Inamora menegur Batman selingkuh, pasti muncul jawaban :
“Aku bukan seniman hati
Aku bukan seutas nadi
Maka maafkanlah kesalahanku
Yang mungkin
Langganan:
Postingan (Atom)