Subscribe:

Jumat, 29 Oktober 2010

Tempat nongkrong versi Dedytha

Kebiasaan anak muda adalah bersantai, berdiskusi, dan bermain" di tempat tertentu. Ini nih,, lokasi favorite Dedytha :
1. Surakarta,, tempat dimana aku pertama kali muncul, membuka mata, bisa mendengar, mengucapkan sepatah kata, tempat pertama kali jalan-jalan
2. Sekolah,, sumber ilmu & bertemu banyak teman" untuk saling berdiskusi, berkoordinasi, dll
3. Garasi,, di sini aku bisa maen bola plastik sama adek
4. Kamar,, tempat mencari ide-ide yang unik asik menarik
5. Warnet,, main point blank sampai mata merah

Sabtu, 23 Oktober 2010

Sajak Terakhir

Hembus angin menampar diriku
Perlahan memupuskan segalaku
Meski tak terlepas
Hanya tak bicara
Itu pun sangat menyakitkan


Sesungguhnya aku yang salah
Kasih ini bagai di ujung tebing
Mungkin di sanding lahar


Kutenggelam di danau rindu
Yang tak kunjung menepi


Kurasa puisi sederhana ini
Sajak terakhir untukmu

Wakabayashi

Tombak kemenangan diujung mata
Awan biru yang menyongsong
Terik matahari menusuk pori
Di lautan hijau menari-nari
Angan juara terus membayangi
Desiran tangan menembus kalbu


Sang dewa pelindung
Itu julukanmu
Genzo Wakabayashi
Menghapus semangat lawan
Lindungi gawang di depan gapura
Apapun yang terjadi
Nyali tiada terhenti
Kobaran api tak kan hilang
Dirimu gagah berani
Dengan keyakinan bara tubuh
Senyum seolah pangeran
Menyambut hati nan tulus


Andai kau nyata
Kupertaruhkan bukan segalanya
Dalam khayal belaka
Ku ingin bertemu
Selama ku masih tegak
Harapku menatapmu
Walau tak jumpa jua
Hanya sekedar ilustrasi
Dalam hati berilusi

Mei Hwa

Senandung dewi menunggu
Datangnya semi kehidupan
Lima sayap nan cantik
Mungkinkah pertanda kan harapan
Mei Hwa
Jauh di tanah China
Melambangkan ketentraman jiwa
Ketika mahkotamu terhempas di bumi
Daunmu memulai tunas kehidupan
Sang Puteri Bunga
Mengarak hati sluruh dunia
Punggawa putih gagah berani
Seniman merah jambu mempesona
Wahai Mei Hwa
Mekarlah sepanjang waktu
Tenangkan raga yang senyap
Hiasi alam nan permai

Diego (yang Dulu)


Diego ku...
Kau hanya membuat pilu
Kau tak pernah ada di saat ku perlu
Bila kau mengucapkan kata-kata syahdu
itu bukan seuntai lagu
'Tuk memberi sentuhan kalbu
Yang merasuk hati sendu
Kau selalu mempermainkan aku
Meski engkau pangeranku

Orange Berukir Hitam

Padang kilap pelapis jiwa
Kata ilustrasi bertangga emas
Lingkaran berjala titisan raga
Vertikal ke atas besi silinder
Ketika mata lepas dari pekatnya
Ujung bibir kunjung terarak
Resapi dinding fondasi kayu
Menari bersama perisai tangguh
Si orange berukir hitam
Sumber positif kreasiku


Orange ukir hitam
Dikau... separuh hasrat
Pelabuhan inspirasi
Kesetiaanmu...
Mengunci telinga dari ultra
Siulan mantra menjadi tentara
Kusentuh kau lentera

Sabtu, 16 Oktober 2010

Aku

Aruna tersenyum dari timur
Di atas giri gan segara
Ketika itu...
Aku mulai bisa menatap dunia
Saat itu pula
Kuarungi segalanya ditinku
Meski angin membisikkan dingin
Ambisi pena tak pernah sirna

Karena aku...
Seorang gadis berbekal tulis
Ingin melontarkan imajinasi berlapis
Disela-sela diafragma fiksi
Setiap warna dimensi
Sajak-sajak melankolis
Syair-syair tragis
Hingga fikir tlah habis

Aku sendiri tak mengerti
Sampai kapan imajinatifku
Sebatas mana ilusiku
Walau pernah berthayul
Menjadi datu syair
Mungkin hanya sekedar
Mimpi malam berhias bintang

AIR

Wahai air...
Kau berwujud cair
Yang dapat mengalir
Disetiap detik bergulir

Air...
Sudah ada sejak ku lahir
Hingga aku sudah mahir
Kau masih menghampir

Air...
Walau tak bisa terukir
Jangan berhenti hadir
Sampai zaman berakhir

Jumat, 15 Oktober 2010

Semak Kehidupan

Hijaunya daun melambai
Mengarak imajinasi ke alam bebas
Kuterpaku dalam perjalanan santai
Tak perangi karang nan cadas
Birunya langit yang kuimpikan
Hitamnya palung yang tersampaikan
Kucoba menaiki pelangi inspirasi
Ketika di satu tangga
Kutersandung gundukan semu
Yang berbama semak kehidupan

Lukisan di Relungku

Satu jejak kumelangkah
Dua mata kumemandang
Tiga detik buyar lamunan
Kelu lidahku ketika kau hadir
Melambaikan tangan kanan
Bertutur kata sejukkan jiwa

Mengembangnya senyum dibibirmu
Jadikan jantung tak tahu irama
Tak kuat untuk berpikir
Apa yang harus kulakukan ?
Haruskah kuambil awan bentuk hati
Untuk kupersembahkan padamu
Tanda putihnya cintaku
Lambang tulusnya hatiku
Simbol besarnya rasaku
Ingin kuucapkan realita hati
Untuk menggapai satu jiwa
Untuk menggapai satu raga
Wahai lukisan direlungku




by : Dedytha NA

Darah Internal

Daun tergulung rasakan aura tubuhmu
Bunga terpasung saat melewati cintamu
Semerekah delima senyum mautmu
Secerah lilin kecil tatapanmu
Sampai kusinggahi hatimu yang pecah
Pabrik seribu kata kepalsuan sumpah

Darah internal yang telah menganak sungai
Oleh sikapmu yang buat emosi tertuai
Ribuan kali kau ucap minta damai
Karna kau pemicu perang nan ramai

Aku hanya ingin tanya
Berapa jumlah simpananmu ?
Jangan bilang "nol"
Ku tau kau mata keranjang
Kita putus aja !



by : Dedytha NA